Basyar dan Bani Adam: Telaah Makna Kata Manusia dalam Al-Qur’an

Basyar dan Bani Adam: Telaah Makna Kata Manusia dalam Al-Qur’an

27 Mei 2023
201 dilihat
3 menits, 30 detik

Tsaqafah.id – Manusia sebagai makhluk yang mampu menjadi mercusuar bagi dunia, mampu mengendalikan hawa nafsunya, mampu mengarahkannya sebagai alat ibadah dengan sikapnya yang lemah lembut, penuh cinta yang memenuhi alam semesta.

Siapa yang tidak ingin melihat seseorang dengan wajah cerah dan bersinar, dibumbui dengan sopan santun, yang membuat kedua mata memandang dengan dingin. Kata-kata itu keluar dari mulutnya dengan pola mauizatul hasanah yang menenangkan. Itu adalah orang yang sempurna.

Tapi kenapa sekarang banyak orang yang menghina kehormatannya? Ketika kita melihat wajahnya penuh amarah dan kesombongan, sehingga kita takut dan tertutup. Bersama orang yang penuh su’ul adab dan su’ul akhlak yang dapat membuat kita sakit. Ketika kita mendengar kata-katanya yang jahat, menipu, penuh fitnah, ketidakadilan, iri hati, kebencian dan kedengkian, hingga kita menjadi malu dan jemu.  

Baca Juga

Salah satu tugas dan tujuan manusia diciptakan Allah SWT adalah menjadi wakil Tuhan di muka bumi sebagai khalifah yang sudah tertera di Dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah [2]:30.

Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan Khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah disana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?.”

Di dalam Al-Qur’an sendiri terdapat beberapa istilah yang mengacu pada hakekat manusia sebagai ciptaan Allah SWT. Berfungsi sebagai makhluk sosiologis (naas), makhluk psikologis (insan), makhluk biologis-teologis (basyar) dan makhluk secara historis (bani adam).

Term Basyar

Dalam ilmu mantiq, basyar disebut juga hayawanun natiq, yaitu hewan yang bisa berbicara. Hewan yang berbicara adalah manusia seperti kita. Kata basyar disebutkan sebanyak 36 kali dalam Al-Qur’an dan tersebar dalam 26 Surat. Tetapi bedanya, istilah ini mengacu pada keberadaannya sebagai makhluk jasmani dan sebagai jasad yang kasar. 

Basyar adalah sosok atau manusia yang sangat sederhana. Dengan karakter sebagai pribadi terasa sangat sensasional dan emosional, seperti: kelaparan, kehausan, kemarahan, kebencian, cinta, pernikahan, keserakahan, balas dendam, nafsu dan lain-lain. Emosional lebih dominan daripada mental dan intelektual.

Nabi Adam adalah basyar pertama di muka bumi ini. Fakta yang ditemukan para arkeolog berhasil menemukan fosil tulang yang menyerupai struktur manusia modern. Diperkirakan bahwa mereka hidup sebelum Nabi Adam, misalnya, hingga zaman Megalitikum.

Baca Juga Problematika dan Solusi Krisis Lingkungan Perspektif AL-Qur’an

Al-Qur’an mengatakan bahwa Allah menciptakan Adam untuk menjadi khalifah atau penguasa di bumi. Di masa lalu, Allah menciptakan makhluk di bumi yang merusak dan tidak memiliki pengetahuan.

Ketika Allah menciptakan Nabi Adam sebagai basyar dan memerintahkan para malaikat dan setan untuk sujud di hadapan Adam. Kecondongan di sini mungkin bersifat fisik, seperti sebelum Adam. Bisa juga berarti sujud, yaitu sujud di hadapan Nabi Adam yang diberi akal untuk berpikir dan menjadi khalifah yang mengatur kehidupan bumi. 

Seperti firman Allah dalam surat Yusuf [12]:31 yang berbunyi :

فَلَمَّا سَمِعَتْ بِمَكْرِهِنَّ اَرْسَلَتْ اِلَيْهِنَّ وَاَعْتَدَتْ لَهُنَّ مُتَّكَاً وَّاٰتَتْ كُلَّ وَاحِدَةٍ مِّنْهُنَّ سِكِّيْنًا وَّقَالَتِ اخْرُجْ عَلَيْهِنَّ ۚ فَلَمَّا رَاَيْنَهٗٓ اَكْبَرْنَهٗ وَقَطَّعْنَ اَيْدِيَهُنَّۖ وَقُلْنَ حَاشَ لِلّٰهِ مَا هٰذَا بَشَرًاۗ اِنْ هٰذَآ اِلَّا مَلَكٌ كَرِيْمٌ

“Maka  ketika perempuan itu mendengar cacian mereka, diundangnyalah perempuan-perempuan itu dan disediakannya tempat duduk bagi mereka, dan kepada masing-masing mereka diberikan sebuah pisau (utuk memotong jamuan), kemudian dia berkata (kepada Yusuf), “Keluarlah (tampakkan dirimu) kepada mereka.” Ketika perempuan-perempuan itu melihatnya mereka terpesona kepada (keelokan rupa)nya, dan mereka (tanpa sadar) melukai tangannya sendiri. Seraya berkata, “Maha sempurna Allah, ini bukanlah manusia. Ini benar-benar malaikat yang mulia.”

Baca Juga

Ayat ini menceritakan kisah para wanita pada masa itu yang mengagumi ketampanan Yusuf. Simak kata-kata “Maha sempurna Allah, ini bukanlah manusia (basyar). Ini benar-benar malaikat yang mulia.” Kata “manusia” dalam ayat ini diungkapkan dalam ungkapan basyar karena mereka hanya mengagumi penampilan fisik Yusuf.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa istilah insan ini merujuk pada sifat-sifat manusia sebagai makhluk jasmani-rohani, sedangkan istilah basyar merujuk pada manusia dari segi jasmani-jasmani.

Lebih tepatnya, manusia adalah makhluk fisik. Sebaliknya, tubuh fisik atau kasar diciptakan untuk mendukung kerohanian atau sesuatu yang berada di bawah eksistensi spiritual. Ayat-ayat yang mengkritik manusia selalu ditujukan kepada mereka yang diperbudak oleh kebutuhan fisiknya dan biasanya dikuasai oleh nafsunya. 

Term Bani Adam

Manusia disebut Bani Adam untuk menunjukkan asal usulnya sebagai keturunan Nabi Adam as. Sehubungan dengan dari mana seseorang berasal, untuk apa dia hidup dan ke mana dia kembali. Penggunaan kata Bani Adam menunjukkan bahwa manusia bukanlah hasil evolusi makhluk antropomorfik (sejenis monyet). Menurut Al-Qur’an, manusia bukanlah makhluk antropomorfik.

Al-Qur’an menggambarkan manusia sebagai makhluk teomorfis dengan sesuatu yang agung di dalamnya. Selain itu, manusia memiliki akal yang dapat membedakan antara nilai baik dan buruk, serta mengangkatnya ke kualitas tertinggi sebagai makhluk yang saleh.

Al-Qur’an menganggap manusia sebagai makhluk yang suci dan mulia, bukan sebagai makhluk yang najis dan berdosa, sebagaimana bahwa Nabi Adam dan Hawa diturunkan dari surga karena melanggar larangan Tuhan sehingga menjadi pembawa dosa bawaan (turunan).

Al-Qur’an memuliakan manusia sebagai makhluk surgawi yang sedang menuju kehidupan spiritual yang suci dan abadi di akhirat, sekalipun harus menghadapi rintangan dan cobaan dengan beban dosa jika melakukan kesalahan dalam kehidupan dunia. 

Profil Penulis
Nur Alfi Hasanah
Nur Alfi Hasanah
Penulis Tsaqafah.id

1 Artikel

SELENGKAPNYA