6 Adab Berpuasa Menurut Imam Izzuddin bin Abdissalam

6 Adab Berpuasa Menurut Imam Izzuddin bin Abdissalam

14 April 2021
448 dilihat
1 menit, 54 detik

Tsaqafah.idSulthan al-Ulama’ Imam Izzuddin bin Abdissalam menjelaskan tentang adab-adab berpuasa dalam kitabnya, Maqashid al-Ibadat. Beberapa adab ini merupakan sesuatu yang perlu diperhatikan oleh orang yang sedang berpuasa. Diantara adab-adab itu adalah,

Pertama; Menjaga lisan dan anggota tubuh lainnya dari perbuatan yang menyimpang. Hal ini berdasarkan sabda Nabi saw. 

من لم يدع قول الزور والعمل به فليس لله حاجة في أن يدع طعامه وشرابه

“Barang siapa tidak meninggalkan kata-kata dusta dan justru melakukannya, maka Allah swt tidak butuh pada lapar dan haus yang ditahannya.” (HR. Bukhari) 

Selain itu, Nabi saw juga bersabda, 

رُبَ صائم ليس له من صيامه إلا الجوع والعطش

“Banyak orang yang berpuasa, tapi yang didapat dari puasanya adalah rasa lapar dan haus saja.” (HR. Ahmad)

Kedua; Jika diundang untuk jamuan makan, sedangkan ia sedang berpuasa, hendaknya ia katakan, “Aku sedang berpuasa.” Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Nabi saw,

إذا دعي أحدكم إلى طعام وھو صائم فلیقل إني صائم

“Apabila salah seorang diantara kalian diundang untuk makan, sedangkan ia dalam kondisi berpuasa, maka hendaklah ia mengatakan, ‘Aku sedang berpuasa.’” (HR. Muslim)

Baca Juga: Keistimewaan Puasa di Bulan Ramadan

Perkataan yang demikian adalah bentuk permintaan maaf kepada orang yang mengundang, agar hatinya tidak merasa kecewa. Jika takut riya’ karena ucapan itu, maka hendaknya ia memberikan alasan lainnya. 

Ketiga; Membaca doa ketika berbuka puasa. Ada beberapa do’a yang bisa dibaca ketika berbuka puasa. Diantaranya adalah, 

ذھب الظمأ وابتلت العروق وثبت الأجر إن شاء الله 

“Dahaga telah sirna, urat-urat telah basah, dan pahala sudah pasti, insya Allah.” (HR. Abu Dawud) 

اللھم لك صمت وعلى رزقك أفطرت 

“Ya Allah, untuk-Mu aku berpuasa dan dengan rizki-Mu aku berbuka.” (HR. Abu Dawud) 

Keempat; Makanan yang digunakan untuk berbuka adalah kurma basah, kurma kering, atau air. Sebagaimana diriwayatkan dari Nabi saw, 

كان یفطر قبل أن یصلي على رطبات فإن لم تكن رطبات فتمیرات فإن لم تكن تمیرات حسا حسوات من ماء 

“Beliau (Nabi saw) berbuka sebelum shalat dengan beberapa kurma basah. Jika tidak ada, maka dengan kurma kering, dan jika tidak ada, maka beliau meneguk beberapa teguk air.” (HR. Abu Dawud, Ahmad, dan Tirmidzi) 

Baca Juga: Ketika Ali bin Abi Thalib Menjual Selembar Kain Buat Beli Takjil Buka Bersama Keluarga

Kelima dan keenam; Menyegerakan berbuka dan mengakhirkan sahur. Hal ini berdasarkan sabda Nabi saw, 

تسحروا فإن في السحور بركة 

“Makan sahurlah kalian karena dalam makan sahur terdapat berkah.” (HR. Bukhari) 

لا یزال الناس بخیر ما عجلوا الفطر 

“Manusia senantiasa dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka.” (HR. Bukhari) 

Diakhirkannya makan sahur tidak lain adalah untuk menguatkan puasa supaya tidak membuat payah karena puasa, sehingga membuatnya tidak bisa melakukan banyak ketaatan. Digambarkan bahwa antara sahurnya Nabi saw dan shalatnya berjarak sekitar 50 ayat. 

Adapun menyegerakan berbuka karena lapar dan haus bisa jadi membahayakan orang yang berpuasa. Sehingga tidak ada urgensi untuk memperpanjang rasa lapar dan haus itu. Lagipula, tidak ada nilai qurbah (ibadah) ketika seseorang yang berpuasa melakukan hal itu. 

Demikianlah beberapa adab puasa yang disarikan dari kitab Maqashid al-Ibadat karya Imam Izzuddin bin Abdissalam. Semoga kita termasuk orang-orang yang senantiasa menjaga adab-adab dalam berpuasa. Amin. 

Profil Penulis
Ibnu Masud
Ibnu Masud
Penulis Tsaqafah.id
Santri Kampung. Sekolah di IIQ An-Nur Ngrukem Yogyakarta. UX/UI Designer di Sebo Studio.

9 Artikel

SELENGKAPNYA