Tsaqafah.id – Pernahkah Anda memperhatikan banyak ulama, habaib, dan kiai yang bertubuh gemuk? Mungkin sebagian dari kita pernah bertanya-tanya atau bahkan berburuk sangka tentang hal ini. Namun, ada kisah menarik di balik fenomena tersebut yang jarang diketahui publik.
Dalam tradisi tasawuf, dikenal sebuah fenomena unik di mana kecintaan kepada Allah dapat bermanifestasi dalam bentuk fisik. Syeikh Abul ‘Abbas Al-Mursi, seorang ulama terkemuka, pernah mengingatkan: “Janganlah kalian berpaling dari seseorang hanya karena tubuhnya gemuk. Sesungguhnya, ketika cinta kepada Allah telah menetap di hati seseorang, ia bisa menjadi gemuk.”
Baca Juga Perspektif Pernikahan Dini dalam Kisah Sayyidah Aisyah
Salah satu contoh menarik adalah kisah Imam Syibli. Ketika ditanya mengapa tubuhnya begitu gemuk, beliau memberikan jawaban yang mengejutkan: “Setiap kali aku mengingat bahwa aku adalah hamba Allah, tubuhku bertambah gemuk.” Pernyataan ini menunjukkan bahwa kegemukan beliau bukan semata-mata karena pola makan, melainkan manifestasi spiritual.
Ada sebuah kisah inspiratif tentang seorang murid yang menghadiri pengajian seorang syekh bertubuh gemuk. Saat syekh tersebut sedang memberikan ceramah tentang zuhud (kesederhanaan), si murid diam-diam mempertanyakan dalam hatinya: “Mengapa berbicara tentang zuhud, tapi beliau sendiri gemuk?”
Menariknya, sang syekh dapat membaca keraguan muridnya dan berkata: “Demi Allah Yang Maha Mulia, bukan makanan yang membuatku gemuk, tetapi kecintaanku kepada Allah-lah yang menjadikanku seperti ini.”
Baca Juga Aborsi: Pilihan Sulit dan Stigma bagi Perempuan
Kisah-kisah ini mengajarkan kita tentang pentingnya husnuzhon (berprasangka baik), terutama kepada para guru dan ulama. Dalam tradisi pesantren, ada sebuah ungkapan bijak: “Keberkahan ilmu seorang santri bergantung pada seberapa baik prasangkanya kepada guru-gurunya dan seberapa dalam penghormatannya kepada mereka.
Jadi, sebelum kita terburu-buru menilai seseorang dari penampilan fisiknya, ada baiknya kita mengingat bahwa tidak semua yang terlihat mata dapat menjelaskan keadaan spiritual seseorang. Kegemukan para ulama bisa jadi merupakan manifestasi dari kedekatan mereka dengan Allah, bukan semata-mata masalah pola makan. (@abdullahsaeid.ar)