Kisah Nabi dan Anak Kecil di Hari Raya Idul Fitri

Kisah Nabi dan Anak Kecil di Hari Raya Idul Fitri

19 September 2020
432 dilihat
1 menit, 21 detik

Suatu ketika di hari raya Ied, Nabi Muhammad keluar rumah untuk melaksanakan Sholat Ied. Di tengah perjalanan, beliau melihat anak-anak kecil sedang bermain bersama, namun beliau juga melihat ada seorang anak yang berdiri sambil menangis.

Nabi menghampirinya, lalu bertanya, “Hai Nak, kenapa kamu menangis?”

Anak tersebut pada awalnya tidak mengetahui bahwa lelaki yang bertanya adalah Nabi Muhammad SAW.

Anak tersebut menjawab, “Biarkanlah saja aku wahai laki-laki! Ayahku telah tiada dalam sebuah peperangan bersama Rasulullah SAW, dan ibukku telah menikah dengan lelaki lain. Dia (lelaki) merebut rumah dan hartaku, sehingga aku menjadi seperti yang engkau lihat saat ini, aku tak memakai pakaian, aku lapar, sedih, dan hina. Ketika hari raya Ied tiba, aku melihat anak-anak bermain dengan gembira. Aku pun sedih melihatnya, lalu aku menangis.

Kemudian, Nabi Muhammad SAW berkata kepadanya, “Apakah kamu mau jika aku menjadi ayahmu, ‘Aisyah menjadi ibumu, Fatimah sebagai saudara perempuanmu, ‘Ali sebagai pamanmu, dan Hasan dan Husen sebagai saudara laki-lakimu?

Seketika anak tersebut menjawab,”Bagaimana aku tidak menginginkannya wahai Rasulullah? (Anak tersebut telah mengetahui bahwa lelaki yang bertanya adalah Nabi Muhammad SAW).

Nabi Muhammad pun memegangnya lalu mengajaknya ke rumah beliau. Ia diberi makan dan pakaian untuk hari raya Ied.

Kemudian Anak itu keluar rumah dan bermain bersama anak-anak kecil lainnya. Mereka bertanya kepadanya, “Kami kira, kamu adalah seorang yang hanya berdiri dan menangis di antara kita. Lalu, apa yang mampu membuatmu gembira seperti saat ini?

Anak itu pun menjawab, “Dulu aku adalah seorang yang kelaparan, namun sekarang aku kenyang; dulu aku tak memakai pakaian, namun sekarang aku memakai pakaian; dulu aku sudah tak memiliki ayah namun sekarang Rasulullah SAW menjadi ayahku, ‘Aisyah menjadi ibuku, Fatimah sebagai saudara perempuanku, ‘Ali sebagai pamanku, dan Hasan dan Husen sebagai saudara laki-lakiku.”

Anak-anak itu pun menimpalinya, “Aduhai! Seandainya ayah kami meninggal di senbuah perang berama Rasulullah SAW.

(Cerita yang selasai dengan suara yang indah)

Penj. : Ahmad Segaf (Santri Komplek K1 Almunawwir Krapyak)

Profil Penulis
Afrizal Qosim
Afrizal Qosim
Penulis Tsaqafah.id
Kolumnis, Alumni Sosiologi Agama UIN Sunan Kalijaga dan Santri PP Al Munawwir Krapyak.

31 Artikel

SELENGKAPNYA