Hari Perempuan, Inayah Wahid Ingatkan Peran Perempuan Pesantren dalam Mendorong Perubahan Sosial

Hari Perempuan, Inayah Wahid Ingatkan Peran Perempuan Pesantren dalam Mendorong Perubahan Sosial

25 Desember 2024
34 dilihat
1 menit, 20 detik

Tsaqafah.id Tanggal 22 Desember adalah salah satu hari yang sangat bersejarah untuk perempuan, terlebih perempuan Indonesia. 

Di mana 22 Desember menyimpan sejarah panjang perjuangan perempuan melawan kolonialisme, tepat di hari itu tahun 1928 diadakan kongres perempuan pertama di Yogyakarta.

Bertepatan dengan tanggal 22 Desember itulah, di Indonesia juga dikukuhkan sebagai Hari Ibu. Namun, peringatan hari ibu mengalami sedikit pergeseran makna yang dipengaruhi kekuatan politik yang berkuasa. 

Namun, lebih dari itu. Sejatinya hari Ibu adalah hari perempuan, dan ini tidak terbatas untuk ibu yang mengasuh anak saja, melainkan juga untuk ibu yang mungkin tidak mengasuh anak, dan untuk para calon ibu. Hal ini ditegaskan oleh Inaya Wulandari Wahid atau akrab disapa Inayah Wahid, putri bungsu KH. Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, pada acara Halaqah Nawaning Jateng-DIY, Ahad (22/12/2024).

Baca juga Mengapa Perempuan Jadi Pilar Utama Kemajuan Peradaban?

“Akar sejarah hari ibu sebenarnya adalah hari perempuan, dan menjadi hari ibu oleh pemerintah sejak Indonesia merdeka seolah-olah mendiskreditkan peran perempuan hanya di lingkup rumah tangga atau lingkup domestik. Padahal tidak hanya itu, sejatinya hari ibu adalah untuk semua perempuan, baik yang memiliki anak atau tidak, yang menikah atau tidak, dan untuk semua para calon ibu,” ungkap Inayah Wahid dalam sesi penyampaian materinya.

Menurut Inayah Wahid, pesantren telah melahirkan pejuang-pejuang nasional handal, dan di sini juga tak lepas dari peran perempuan. Sudah banyak perempuan pesantren menjadi promotor dalam perubahan sosial yang lebih inklusif. 

“Kalau bicara Indonesia sebagai negara demokrasi. Pesantren itu tulang, dia menyokong banyak sekali. Sudah banyak sekali potensi itu. Dan perempuan pesantren punya andil besar, hanya saja itu sering tidak dimunculkan,” terang Inayah Wahid.

“Terkait peran hari ini, banyak sekali perubahan dunia dewasa ini, mulai dari krisis iklim, krisis pangan, apalagi di kita pajak naik 9% jadi 12% ini ya. Banyak sekali peran yang bisa diambil, dan pesantren memiliki modal besar serta kita sudah memulainya jauh-jauh hari,” tambah Inayah Wahid.

Baca juga Menolak Lupa Founding Mothers Indonesia

Profil Penulis
tsaqafriend
tsaqafriend
Penulis Tsaqafah.id

43 Artikel

SELENGKAPNYA