Menyambut Bahagia, Abu Lahab Dapat Diskon

Menyambut Bahagia, Abu Lahab Dapat Diskon

13 Oktober 2021
536 dilihat
1 menit, 41 detik

Tsaqafah.id Kelahiran seorang anak adalah sebuah kebahagiaan. Tidak hanya bagi orang tua anak yang dilahirkan tapi juga keluarga besar bahkan masyarakat lingkungannya ikut berbahagia. Kebahagiaan ini juga dirasakan Abd al-‘Uzza ketika adik iparnya yang bernama Aminah melahirkan.

Ia sangat bahagia. Saking bahagianya Abd ‘Uzza -yang kemudian lebih dikenal dengan nama Abu Lahab, sampai membebaskan dan memerdekakan budak perempuan miliknya yang bernama Tsuwaibah yang memberi kabar kelahiran anak Abdullah yang diberi nama Muhammad itu kepadanya.

Ketika keponakkannya itu sudah dewasa dan mengaku sebagai Nabi dan menyerukan dakwahnya, Abu Lahab termasuk orang yang tetap bertahan pada kekafirannya dengan menyembah berhala dan bahkan begitu memusuhinya. Ia begitu keji dalam memusuhi Rasulullah, sampai-sampai kekejiannya diabadikan dalam Alquran surat Al-Masad.

Hingga mati Abu Lahab tetap pada kekafirannya. Kematiannya sungguh mengenaskan. Ia mati beberapa waktu setelah perang Badar. Jasadnya tak terurus selama tiga hari dan membusuk. Karena tak tahan dengan bau mayatnya yang menyengat, keluarga dan para tetangganya akhirnya membuatkan lubang untuk menguburkannya. Mereka menguburkan Abu Lahab dengan cara mendorong jasadnya dengan menggunakan kayu sebab tidak ada yang mau mendekat karena risih. Kemudian mereka menutup kuburnya dengan melemparinya dengan batu dan tanah hingga mereka yakin kalau jasadnya sudah rapat tertimbun.

Kepedihan dan siksaan untuk Abu Lahab berlanjut di alam kuburnya. Beberapa waktu setelah kematiannya, Sahabat Abbas Ra bermimpi bertemu dengannya. Dalam mimpi itu Sahabat Abbas bertanya, “Apa yang kau temui?”

Baca juga; Peringatan Maulid Nabi, Sarana Berukhuwah dengan Cinta

Abu Lahab menjawab, “Aku tak menemui kebaikan apapun kecuali setiap malam Senin siksaan untukku diringankan. Aku bisa menyecap minuman dari dua ibu jariku. Ini kudapatkan karena kebahagiaanku dengan memerdekakan budakku, Tsuwaibah, ketika kelahiran Muhammad.”

Abu Lahab selama hidupnya memusuhi Nabi sampai dicatat dalam Alquran dan mendapatkan siksa abadi. Tapi Abu Lahab mendapat “diskon” siksaan setiap hari Senin karena ia ikut berbahagia dengan memerdekakan budaknya ketika lahirnya Nabi Muhammad.

Kebahagiaan sebab lahirnya Nabi Muhammad Saw sudah seharusnya juga ikut kita rasakan sebagai umat beliau. Abu Lahab saja mendapat balasan apalagi kita yang beriman. Kita bisa merayakan kebahagiaan ini dengan mengikuti Maulid, berbuat baik dan meneladani sifat-sifat beliau.

Sayyid Muhammad bin Alwi Al-Maliki mengatakan, “Kita merayakan Maulid Nabi karena kita bahagia. Kita bahagia karena kita mencintai beliau. Kita mencintai beliau karena kita beriman.”

*Disarikan dari kitab Al-Anwar Al-Muhammadiyyah, Sirah Ibn Katsir dan Haul Al-Ihtifal

Baca juga; Sampai Di Tahap Mana Kita Meneladani Akhlak Nabi Muhammad Saw?

Profil Penulis
Fas Rori
Fas Rori
Penulis Tsaqafah.id
Santri dan Lulusan Ma'had Aly Lirboyo 2021, menulis banyak puisi. Kumpulan puisinya bisa dikunjungi di "Sendiri Menyanyikanmu" (Ladang Kata, 2019).

6 Artikel

SELENGKAPNYA