Tsaqafah.id – Al-Qur’an terkandung di dalamnya makna yang luas, sebagai pedoman dan petunjuk bagi umat muslim. Al-Qur’an menegaskan untuk selalu melakukan hal-hal yang baik, salah satunya adalah dengan cara memberikan sebagian rezeki yang kita miliki kepada orang-orang yang sedang membutuhkan. Karena sebagian rezeki yang kita punya adalah merupakan hak-hak orang lain.
Beberapa dari nilai-nilai keislaman dibungkus dengan adanya tradisi, hal inilah yang menjadikan adanya sebuah energi besar dalam proses pelaksanaannya. Umat Islam menjadi semarak dan semangat untuk melaksanakan perintah agama atau menjalankan sunah-sunah, dan juga dengan ikut mengembangkan kebudayaan yang ada.
Tradisi Sedekah Masa Kini
Sedekah merupakan amalan yang cangkupannya luas, dan dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, seperti memberikan senyuman, menyingkirkan batu di jalan, menyalurkan harta dan lain sebagainya. Dalam hadis riwayat tirmidzi tertulis, Rasulullah SAW. bersabda: “Sedekah dapat menghapus dosa sebagaimana air memadamkan api”.
Hukum bersedekah diperbolehkan selama benda, harta, atau sesuatu yang akan diberikan adalah milik sendiri, terhindar dari najis, dan didapatkan dengan cara yang halal.
Baca Juga
- Puasa Ramadhan Mengajarkan Arti Tolong Menolong terhadap Sesama
- Tips Agar Tidak Termasuk Golongan Orang Kedonyan
Akan tetapi sedekah menjadi haram hukumnya, jika kita mengetahui orang yang akan menerima sedekah tersebut akan menggunakannya untuk hal-hal yang berbau maksiat. (Menurut, Muhammad Rafi, Living Hadis: Tradisi Sedekah Nasi Bungkus…, Jurnal Living Hadis, 145)
Adapun tradisi sedekah yang sedang ramai dan banyak dilakukan umat Islam pada zaman kontemporer ini adalah dengan menggunakan alat bantu elektronik.
Seperti adanya tim yang mengkoordinir untuk kita melakukan sedekah subuh, minimal seribu rupiah perhari, lalu nanti akan dikumpulkan perbulan dan dialokasikan ke beberapa hal yang positif, atau bersedekah menggunakan scan barcode Qris, yang dapat digunakan di beberapa tempat tertentu.
Baca Juga Mengenali Mukjizat Al-Quran dari Susunan Bahasanya
Hal ini tentunya memberikan kemudahan bagi siapa saja yang ingin bersedekah dengan cara dan model terbaru, tidak menyulitkan dan memberikan semangat untuk terus berbuat baik.
Karena jika sedekah dengan nominal yang besar cenderung hanya dapat dilakukan oleh orang-orang yang memiliki kelebihan rezeki, akan tetapi jika dimulai sedikit demi sedikit dengan uang seribu rupiah setiap hari, akan meringankan bagi siapa saja yang ingin sedekah subuh.
Selain sedekah subuh, ada pula bentuk sedekah lainnya, seperti contoh yaitu jum’at berkah, jum’at berkah dilakukan khusus pada hari jum’at, karena hari jum’at dikenal dengan hari yang baik dan mulia.
Baca Juga Potret Ekonomi Islam: Refleksi Pemikiran Karl Marx
Tradisi sedekah jum’at identik dengan memberikan makanan pada jama’ah shalah jum’at, atau dengan membagikan makanan pada masyarakat yang kurang mampu dan lain sebagainya.
Dengan melakukan sedekah pada hari jum’at atau jum’at berkah ini juga dapat dijadikan sebagai ladang dakwah bagi siapa aja yang melihatnya, misalnya jika ada orang yang memberikan makanan pada masyarakat yang kurang mampu, kemudian terketuklah hatinya untuk mengikuti apa yang dilakukan orang tersebut. Karena untuk mengajak kepada hal kebaikan, tidak harus dengan ceramah, ataupun nasehat. Dengan cara mempraktekkannya pun dapat mendorong orang lain agar senantiasa ikut dalam melakukan kebaikan.
Apalagi jika hal-hal baik seperti sedekah subuh dan jum’at berkah ini menjadi tradisi, maka akan semakin banyak umat Islam yang tergerak hatinya untuk mentradisikan kebiasaan tanpa adanya paksaan, meskipun dimulai dengan sesuatu hal yang kecil, jika dilakukan secara rutin dan istiqomah maka akan selalu diiringi dengan kebaikan-kebaikan.
Keutamaan Bersedekah (QS. Al-Baqarah: 261)
Allah memerintahkan umat Islam untuk senantiasa berinfaq dan bersedekah, baik dalam keadaan lapang maupun sempit, karena dibalik semua itu terdapat berbagai macam keutamaan bagi siapa saja yang bersedekah di jalan Allah, seperti yang telah dijelaskan dalam Qur’an Surah Al-Baqarah ayat 261 yang berbunyi:
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui”.
Baca Juga
- Dukunpreneur dan Transformasi Dakwah
- Urgensi Bahasa dan Sastra Arab dalam Meningkatkan Kualitas Hafalan Al-Qur’an
Orang yang mengeluarkan hartanya untuk ketaatan dan juga kebaikan, pasti akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda dari Allah. Karena jelas tertulis di dalam Al-Qur’an di atas. Tidak harus dengan nominal yang besar, jika sudah ada niat di dalam hati untuk melakukan sedekah, dan memulainya walaupun hanya sebatas memberikan sedekah subuh dengan uang seribu rupiah saja, niscaya Allah akan melipat gandakan semuanya.
Keutamaan lain dari sedekah subuh adalah, didekatkan pada pintu surga dan dijauhkan dari api neraka, dan akan turun dua malaikat yang mendoakan kita agar mendapatkan balasan, keistimewaan lainnya karena sedekah ini dilakukan oleh beberapa orang saja, karena banyak orang yang masih terlelap, sehingga jika melakukannya pahala akan diberikan secara berlipat ganda.
Adapun keutaamaan dari jum’at berkah adalah, akan mendapatkan pahal lebih besar daripada hari-hari lainnya, karena keberkahan pada hari jum’at. Akan memperluas pinti-pintu dibukanya rezeki, pahalanya sama dengan saat bulan Ramadhan, dan akan mendapatkan karunia yang berlimpah, (Menurut Muzaffar Sahid Mahsun, Keutamaah bersedekah) oleh karena itu marilah bersama-sama untuk istiqomah dalam melakukan kebaikan, karena jika kita melakukan kebaikan, insya Allah akan kembali lagi kepada kita.