Tsaqafah.id – Gen Z merupakan generasi yang dikenal lahir dari rahim internet. Semua Generasi Z, anak muda yang lahir kisaran 1997-2009 yang biasa disebut dengan iGeneration telah mengakses internet sejak dari usia belia.
Smartphone bagi generazi Z menjadi semacam jiwa. Mereka lebih memilih ketinggalan dompet daripada ketinggalan smartphone.
Penetrasi internet yang semakin cepat dengan segmentasi pasar yang kian mudah, membuat segala kebutuhan dianggap bisa tercapai hanya melalui internet. Seperti kebahagiaan, kebutuhan hidup sehari-hari, healing, dan lain sebagainya.
Akses informasi Gen Z yang tidak terbatas menyebabkan mereka secara cepat mengetahui segala kejadian yang terjadi di belahan dunia yang lain, literasi global tersebut kemudian membentuk pola pikir mereka dan dikontekstualisasikan dengan kondisi aktual yang terjadi di Indonesia.
Baca Juga
Dalam menghadapi fenomena tersebut Alvara Research Center melalui hasil risetnya yang berjudul “2023 Tetap Optimis”memiliki saran apik agar Gen Z tidak cepat punah.
Saran pertama adalah kolaborasi, di dunia yang semakin terkoneksi, menurut Alvara harus dimanfaatkan secara optimal, baik jejaring konvensional maupun jejaring internet menjadi modal yang sangat berharga.
Semangat berjejaring secara naluriah sudah dimiliki oleh anak muda, tinggal bagaimana mewujudkan jejaring yang lebih produktif.
Baca Juga
Kedua, inovasi, karakteristik anak muda yang kreatif bila disalurkan pada waktu dan tempat yang tepat bisa menghasilkan inovasi yang unggul, inovasi ini terbatas pada inovasi berbasis produk fisik tapi juga ide dan gagasan yang berimplikasi pada perubahan sosial.
Ketiga, durability, anak muda tidak boleh cepat putus asa dan juga tidak boleh cepat puas. Konsistensi dan daya tahan menjadi kata kunci apakah anak muda memiliki daya juang dalam memperjuangkan mimpi-mimpi mereka.