Benarkah Peran Muslimah Karir Dianggap Merendahkan Peran Laki-Laki?

Benarkah Peran Muslimah Karir Dianggap Merendahkan Peran Laki-Laki?

15 Juli 2023
226 dilihat
3 menits, 40 detik

Tsaqafah.idBagi perempuan yang belum menikah dan memilih untuk berkarir tentu saja ia akan menjadi tulang punggung keluarganya apabila keadaan finansialnya kurang stabil.

Isu ketidaksetaraan gender menjadi isu yang saat ini banyak dikaji sebagian orang, munculnya isu ini secara historis terjadi karena adanya dominasi laki-laki yang muncul dalam stereotipe masyarakat, yang mana hal tersebut menimbulkan sebuah pernyataan bahwasannya kedudukan perempuan dianggap rendah dibandingkan kedudukan laki-laki. Hal ini lah yang pada akhirnya memunculkan istilah ketidaksetaraan dalam gender.

Namun, keadaan saat ini telah berubah, zaman dan teknologi pun semakin berkembang sehingga potensi perempuan saat ini sangat diperlukan.

Modernisasi menuntut perubahan sosial yang ada dalam kehidupan manusia, di mana peran perempuan tidak hanya menjadi seorang ibu rumah tangga saja. Perempuan juga dapat berperan dalam berbagai kehidupan sosial kemasyarakatan.

Baca juga: Hati Suhita (2023), Representrasi Ketangguhan Perempuan Pesantren

Akan tetapi, tahukah kalian bahwa tidak sebuah riset membuktikan bahwasannya kebanyakan laki-laki akan menganggap dirinya merasa gagal apabila pasangan mereka (wanita) lebih sukses dibandingkan dengan dirinya. Kira-kira alasannya kenapa, ya ?

Ternyata alasan tersebut lagi-lagi dikarenakan stereotipe yang sangat melekat di masyarakat kita, mengenai anggapan masyarakat terhadap seorang laki-laki harus kompeten, punya kekuatan dan kecerdasan lebih dari kecerdasan perempuan.

Penilaian dari masyarakat ini yang pada akhirnya membuat laki-laki akan menganggap hal ini menjadi ancaman serta penurunan harga diri mereka apabila melihat wanita lebih berhasil daripada mereka.

Pentingnya Dukungan Suami Terhadap Karir Perempuan

Bagi perempuan yang telah menikah, dukungan suami terhadap karir istri sangat dibutuhkan. Hal ini sangat penting dan tidak bisa diremehkan. Dengan adanya dukungan penuh dari suami secara tidak langsung hal tersebut dapat meningkatkan kepercayaan diri serta menambah semangat dalam berkarir.

Begitupun sebaliknya, tidak adanya dukungan dari suami berdampak negatif dalam perkembangan karir istri.

Namun dalam beberapa kasus saat karir istri lebih baik daripada karir suami menyebabkan munculnya sikap rendah diri dalam diri seorang suami. Agar perasaan rendah diri ini tidak menguasai perasaan laki-laki, ada beberapa tips untuk menghilangkan sifat rendah diri tersebut misalnya dengan mengasah kemampuan baru, menambah pengalaman dengan kerja freelance, belajar untuk saling menghargai tanpa adanya saling merendahkan dan masih banyak lagi caranya.

Tujuan Wanita Memilih Untuk Berkarir

Lantas selain tuntutan modernisasi, sebenarnya apa saja sih tujuan wanita untuk memilih berkarir ?

1) Membantu perekonomian keluarga

Bagi perempuan yang belum menikah dan memilih untuk berkarir tentu saja ia akan menjadi tulang punggung keluarganya apabila keadaan finansialnya kurang stabil. Namun, bila perempuan tersebut telah menikah ia akan dapat membantu suami untuk membangun kondisi ekonominya agar tetap stabil.

2)  Ingin mengembangkan passion

Setiap pribadi manusia tentunya memiliki passion dalam dirinya, begitu pula perempuan yang sudah berumah tangga, tentu saja mereka berhak mengembangkan potensi yang dimiliki. Karena selain dapat mengembangkan passion dalam diri, berkarir dapat menambah pengalaman untuk mengembangkan karir ke jenjang yang lebih baik lagi.

Baca juga: Seri Bincang Narasi Damai #3: Menyingkap Keterlibatan Perempuan dalam Gerakan Ekstremisme Kekerasan

Pandangan Islam Mengenai Peran Wanita Karir

Meskipun ajaran Islam sebenarnya sangat menganjurkan untuk menjaga rumah tangganya, akan tetapi hal tersebut tidak menghalangi perempuan untuk berperan aktif dalam memberdayakan masyarakat.  Dalam agama Islam, tidak ada pelarangan melarang perempuan untuk berkarir.

Islam membolehkan perempuan untuk berkarir dengan bidang kemampuan mereka dengan syarat mendapatkan izin dari suami bagi yang sudah menikah dan tidak melanggar kodrat kewanitaannya. Baik Al Quran maupun hadis, tidak ada hukum larangan perempuan untuk bekerja.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwasanya Islam tidak pernah menganggap perempuan sebagai pengangguran dan tidak memberikan batasan tempat bagi perempuan untuk bekerja. Ia berhak bekerja di luar rumah layaknya seperti pekerjaan laki-laki.

Antara Wanita Karir Dengan Ibu Rumah Tangga Manakah Peran Yang Lebih Baik ?

Sebagaimana pada hakikatnya, perempuan memiliki spektrum yang luas untuk masa depannya, namun, pilihan-pilihan yang seharusnya menjadi hak perempuan ada saja yang mengganggunya. Sehingga hak perempuan menjadi terbatas dan tidak sesuai dengan impiannya. Hal yang menjadi gangguan tersebut dapat dibuktikan dengan adanya sebuah perdebatan yang ada di masyarakat mengenai peran wanita karir dengan peran ibu rumah tangga.

Perdebatan antara wanita karir dengan ibu rumah tangga muncul dikarenakan adanya suatu permasalahan manakah pilihan yang lebih baik dan mana pilihan yang derajatnya lebih tinggi. Mirisnya lagi, perseteruan stereotipe dari masyarakat seringkali menjatuhkan kedua peran tersebut.

Baca juga: Perempuan Berpendidikan Tinggi Bukan Hanya Untuk Anaknya

Kedua peran tersebut pastinya memiliki sisi positif dan juga sisi negatif,  wanita karir acap kali  dilabeli sebagai perempuan yang mandiri, penuh dengan kebebasan dan menghasilkan pendapatnya. Dari sisi negatifnya mereka dianggap cenderung tidak dapat mengurus pekerjaan keluarga, mengasuh anak dan lain sebagainya

Hal ini sama dengan peran ibu rumah tangga, perempuan yang memilih untuk berperan sebagai ibu rumah tangga dianggap tidak memiliki kehidupan sendiri atau tidak mandiri, serba ketergantungan pada suami. Bahkan disamakan dengan asisten rumah tangga.

Dari kedua stereotipe tadi membuktikan bahwasannya dalam pandangan masyarakat, perempuan hanya memiliki dua peranan dalam hidup mereka. Namun, hal tersebut tidaklah benar. semua perempuan berhak memilih apapun yang ia mau. Ia berhak menjadi wanita karir, ibu rumah tangga, atau memilih kedua peran tersebut atau bahkan tidak memilih kedua peran tersebut.

Semoga tulisan ini bisa bermanfaat buat kalian semua yang membaca ini, ya. Dan semoga stereotipe – stereotipe negatif yang masih melekat di sebagian masyarakat kita bisa semakin berkurang dan tidak berlanjut ke generasi selanjutnya.

Profil Penulis
Nur Faizatul Izzah
Nur Faizatul Izzah
Penulis Tsaqafah.id
Mahasiswi UIN Sunan Ampel Surabaya

2 Artikel

SELENGKAPNYA