Ilmu Qira’at (1): Kesalahan Makharijul Huruf dan Sifatnya dalam Membaca Al-Qur’an

Ilmu Qira’at (1): Kesalahan Makharijul Huruf dan Sifatnya dalam Membaca Al-Qur’an

25 November 2024
15 dilihat
4 menits, 59 detik

Tsaqafah.id – Kesalahan membaca Al-Qur’an adalah masalah yang sering terjadi di masyarakat. Sebagai kitab suci umat Islam, Al-Qur’an diturunkan dalam bahasa Arab dengan aturan bacaan (tajwid) yang ketat untuk memastikan bahwa lafaznya indah dan asli. Meskipun ilmu tajwid dan pengucapan yang benar sangat penting, banyak orang masih kesulitan menerapkannya. 

Kesalahan dalam membaca Al-Qur’an dapat berasal dari berbagai aspek, termasuk kesalahan dalam pelafalan huruf dan kesalahan membedakan kedekatan keluarnya huruf beserta sifat-sifatnya.

Kesalahan dalam makhrajul huruf (tempat keluarnya huruf) dan sifat-sifat huruf adalah salah satu kesalahan teknis yang paling umum. Banyak pembaca yang tidak mengeluarkan huruf dari makhraj yang tepat atau tidak memperhatikan sifat-sifat huruf yang semestinya, seperti tebal-tipisnya suara atau panjang-pendeknya bacaan.

Hal ini bisa menyebabkan perubahan makna yang signifikan, atau setidaknya mengurangi ketepatan dalam bacaan. Selain itu, ketidaktahuan tentang ilmu tajwid sering kali menjadi penyebab utama kesalahan ini.

Dari sinilah dapat kita ketahui bahwa faktor kesalahan dalam membaca Al-Qur’an dapat disebabkan oleh banyak hal, termasuk kurangnya latihan, terlalu terburu-buru untuk membaca, dan kurangnya pemahaman tajwid.

Baca Juga 19 Tempat Spesial dalam Al-Qur’an: Panduan Bacaan Doa dan Wirid Khusus

Selain itu, ada orang yang mungkin tidak menyadari sepenuhnya betapa pentingnya membaca Al-Qur’an dengan benar, baik dari segi lafaz maupun maknanya. Akibatnya, mereka cenderung mengabaikan detail pelafalan yang penting. Kesalahan ini akan mempengaruhi kualitas bacaan Al-Qur’an secara keseluruhan, serta pemahaman dan penghayatan kandungan ayat-ayatnya.

المخرج هو محل خروج الحرف الذي ينقطع عنده صوت النطق به، فيتميّز عن غيره. (هداية القارئ إلى تجويد كلام الباري، عبد الفتاح السيد عجمي المرصفي. مكتبة طيبة، المدينة المنورة. ج:2، ص: 61)

المخرج (makhraj) adalah tempat keluarnya huruf, di mana suara berhenti saat diucapkan, sehingga dapat dibedakan dari huruf-huruf lainnya. (Hidayah Al-Qari ila Tajwid Kalimah Al-Bari, Abdul Fattah Al-Sayyid Ajami Al-Mursafi. Maktabah Thayyibah, Madinah. jilid 2, hlm. 61)

الصفة هي الكيفية المصاحبة لتكوّن الصوت في مخرجه. (أبحاث في علم التجويد، غانم قدري الحمد. دار عمار، الأردن. ط.1. ص: 79)

الصفة (Sifat) adalah cara atau karakteristik yang menyertai pembentukan suara di makhrajnya. (Abhath fi Ilm Al-Tajwid, Ghanem Qadri Al-Hamd. Maktabah Dar Ammar, Yordania. Edisi: 1. hlm. 79)

Secara keseluruhan, pemahaman yang baik tentang mahraj dan sifat-sifat huruf sangat penting dalam ilmu tajwid. Kedua hal ini memastikan bahwa setiap huruf dibaca dengan benar, yang menjaga keindahan dan kemurnian bacaan Al-Qur’an.

Baca Juga Mengenali Mukjizat Al-Quran dari Susunan Bahasanya

Kesalahan dalam Pengucapan Huruf-huruf dan Sifat-sifatnya

Kesalahan dalam pengucapan huruf dan sifatnya adalah penyimpangan dari pelafalan yang benar. Pengucapan yang benar didasarkan pada memastikan bahwa huruf diucapkan sesuai dengan tempat keluar (makhraj) dan karakteristiknya. Akibatnya, orang yang memiliki kesalahan dalam pengucapan akan mengalami salah satu makhraj huruf atau sifatnya.

Ketika seseorang tidak mampu melafalkan huruf-huruf ini dengan benar karena ada masalah dalam pengucapan, seperti cacat fisik atau kurangnya latihan, maka pengucapan huruf tersebut bisa menjadi tidak sesuai dengan yang seharusnya. Ini disebut “لحن” (kesalahan dalam pengucapan). 

Para ulama tajwid memberikan perhatian besar pada aspek ini karena pentingnya menjaga kemurnian bacaan Al-Qur’an. Setiap kesalahan dalam pengucapan dapat mengubah makna dan mengurangi keindahan serta ketepatan bacaan.

قال الإمام الداني : “اعلموا أن قطب التجويد، وملاك التحقيق، معرفة مخارج الحروف وصفاتها، التي بها ينفصل بعضها من بعض، وإن اشترك في المخرج. (التحديد في الإتقان والتجويد، أبو عمرالداني. مكتبة دار عمان، الأردن. ط:1. ص: 145)

Imam Ad-Dani berkata: “Ketahuilah bahwa inti dari ilmu tajwid dan dasar dari pelafalan yang benar adalah memahami makhraj huruf dan sifat-sifatnya, yang dengannya huruf-huruf dapat dibedakan satu sama lain, meskipun mereka mungkin berasal dari makhraj yang sama. (At-Tahdid fi Al-Itqan wa At-Tajwid, Imam Abu Umar Al-Dani Ad-Dani. Dar Oman, Yordania. Edisi: 1. hlm. 145)

Baca Juga Lintasan Sejarah Mushaf Al-Qur’an di Indonesia

Imam Ad-Dani menekankan bahwa, meskipun beberapa huruf mungkin berasal dari makhraj yang sama, mereka memiliki sifat-sifat yang berbeda yang membedakan pengucapannya. Misalnya, huruf “ط” dan “ت” berasal dari makhraj yang sama, tetapi mereka memiliki sifat yang berbeda, yang membuat mereka tidak dapat dilafalkan secara sama. Dengan kata lain, dalam ilmu tajwid, kombinasi antara makhraj dan sifat huruf sangat penting untuk mengucapkan setiap huruf dengan benar.

وقال الإمام ابن الجزري: “أول ما يجب على مريد إتقان قراءة القرآن، تصحيح إخراج كل حروف من مخرجه المختص به، تصحيحا يمتاز به عن مقاربه، وتوفية كل حرف صفته المعروفة به، توفية تخرجه عن مجانسه، يعمل لسانه وفمه بالرياضة في ذلك، إعمالا يصير ذلك طبعا وسليقة. (النشر في القراءات العشر، ابن الجزري. دار الكتاب العلمية، بيروت. ج:1، ص: 214)

Imam Ibnu Al-Jazari berkata: “Hal pertama yang wajib bagi orang yang ingin menyempurnakan bacaan Al-Qur’an adalah memperbaiki makhroj (keluarnya huruf) setiap huruf dari makhrajnya yang khusus, dengan perbaikan yang membuatnya berbeda dari huruf yang dekat dengannya. Juga, memenuhi setiap huruf dengan sifat yang telah dikenalnya, sehingga ia berbeda dari huruf-huruf yang sejenis dengannya. Hendaklah ia melatih lidah dan mulutnya dengan latihan yang membuat hal itu menjadi kebiasaan alami dan sifat yang melekat.” (An-Nasyr fi Al-Qira’at Al-‘Ashr, Ibnu Al-Jazari, Dar Al-Kitab Al-Ilmiah, Beirut. jilid 1, hlm. 214).

وقال الإمام ابن الجزري في مقدمته منبها على التمييز بين الأحرف المتشابهة: ((المقدمة الجزرية، ابن الجزري. مكتبة علوم القرآن للدراسة والتحقيق  البيت 60-61)

وَإِنْ تَلَاقَيَا الْبَيَــــــــانُ لَازِمُ : ** أَنْقَضَ ظَهْرَكَ ،يَعَضُّ الظَّالِمُ

وَاضْطُرَّ مَعْ وَعَظْتَ مَعْ أَفَضْتُمُ ** وَصَفِّ هَا :جِبَاهُهُمْ عَلَيْهِمُ

Dalam baris-baris syair ini, Ibnu Al-Jazari memberikan contoh-contoh untuk mengajarkan pentingnya memperhatikan perbedaan antara huruf-huruf yang mirip, terutama dalam membaca Al-Qur’an. Beberapa huruf dalam bahasa Arab memiliki suara yang mendekati atau terdengar mirip jika tidak diucapkan dengan benar.

Baca Juga Gus Baha: Keistimewaan Bahasa dan Sanad al-Qur’an

Dengan contoh-contoh tersebut, Ibnu Al-Jazari mengajak pembaca untuk mempraktikkan tajwid yang tepat, khususnya dalam membedakan huruf-huruf yang sering kali terdengar mirip dalam pelafalan.

  1. ‘انْقَضَ’ dan ‘يَعَضُّ’: Di sini, Ibnu Al-Jazari ingin menunjukkan pentingnya membedakan huruf ‘ق’ dalam kata ‘انْقَضَ’ dengan huruf ‘ض’ dalam ‘يَعَضُّ’. Meskipun keduanya diucapkan dengan cara yang serupa, titik keluarnya berbeda, dan jika tidak dipelajari dengan baik, bisa membingungkan antara huruf ‘ق’ yang keluar dari tenggorokan dan ‘ض’ yang berasal dari sisi lidah.
  2. ‘اضْطُرَّ’, ‘وَعَظْتَ’, dan ‘أَفَضْتُمُ’: Dalam contoh-contoh ini, Ibnu Al-Jazari mengingatkan pembaca agar memperhatikan pengucapan huruf-huruf tebal seperti ‘ض’ dan ‘ظ’ (sama-sama dari kelompok huruf isti’la) serta memerhatikan perbedaan makhraj antara huruf ‘ط’ dan huruf-huruf yang mirip lainnya. Ketidakcermatan dalam pelafalan bisa mengubah makna kata secara signifikan.
  3. ‘جِبَاهُهُمْ’ dan ‘عَلَيْهِمُ’: Di sini, ada perhatian khusus pada pelafalan huruf-huruf yang menuntut kejelasan, agar tidak mengacaukan antara bunyi yang dekat. Dalam contoh ini, huruf ‘ه’ dalam ‘جِبَاهُهُمْ’ perlu diucapkan dengan benar agar terdengar jelas dan tidak terabaikan dalam pembacaan cepat.

Kesalahan yang sering terjadi pula seperti mencampuradukkan antara huruf ض (dha) dan huruf ظ (zha), terutama jika keduanya berdekatan, seperti dalam kata يَعَضُّ الظَّالِمُ atau أَنْفَض ظَهْرَكَ. Imam Ibnu Al-Jazari membuat satu bab khusus dalam mukaddimahnya untuk membedakan antara huruf ض dan ظ, yang dimulai dengan bait:

والضّادَ باستطالةٍ وَمخْرَجٍ   # مَيّزْ مِنَ الظَّاءِ وَكُلُّهَأ تَجِي (المقدمة الجزرية، ابن الجزري. مكتبة علوم القرآن للدراسة والتحقيق  البيت 52)

Artinya: “Dan bedakan huruf ض dengan sifat istithalah (memanjang) dan makhrajnya, Bedakan dari ظ, meskipun keduanya sering muncul.” (Muqaddimah Al-Jazariyah, Ibnu Al-Jazari, bait ke-52).

Baca Juga Mukjizat Al-Qur’an: Bagaimana Kuasa Al-Qur’an Terhadap Nabi Muhammad?

Ada beberapa fenomena dalam ilmu tajwid terkait pengucapan huruf ض dalam beberapa kondisi khusus:

  1. Tidak menjelaskan huruf ض yang berulang: contohnya, huruf ض muncul dua kali dalam kata seperti يَغْضُضْنَ. Sebagian orang menganggap pengulangan huruf ini berat atau sulit diucapkan dengan sempurna. Oleh karena itu, untuk membuat bacaan lebih mudah dan tidak terlalu berat, disarankan untuk melonggarkan aturan tajwid di sini dengan tidak terlalu menekankan pelafalan setiap huruf ض.
  2. Huruf ض dalam طاء: Dalam kata اضْطَرَّ, huruf ض dileburkan ke dalam huruf طاء, yang diucapkan dengan penekanan, membuat kedua huruf terdengar kuat.
  3. Huruf ض dalam “تاء”: Seperti yang terlihat dalam kata-kata عَرَّضْتُمْ dan أَفَضْتُمْ, huruf ض dileburkan ke dalam huruf “تاء” untuk membuat pelafalan yang lebih mudah.

Tujuan Ibnu Al-Jazari dalam menjelaskan hal ini adalah agar setiap pembaca Al-Qur’an dapat membaca dengan benar dan sesuai dengan kaidah tajwid, sehingga tidak terjadi kesalahan dalam pelafalan yang dapat memengaruhi makna ayat-ayat Al-Qur’an.

Karena kesalahan dalam pengucapan huruf-huruf Al-Qur’an, terutama yang berkaitan dengan makhraj dan sifatnya, merupakan kesalahan besar yang dapat mengganggu makna dan keindahan bacaan. Maka dengan mengikuti panduan tajwid yang benar dan menjaga ketelitian dalam pelafalan, kita dapat membaca Al-Qur’an sesuai dengan tuntunan yang telah diwariskan oleh para ulama, menjaga kemurnian bacaan, serta memastikan pesan-pesan ilahi sampai dengan tepat kepada pendengar.

Profil Penulis
Avika Afdiana Khumaedi
Avika Afdiana Khumaedi
Penulis Tsaqafah.id
Saya Avika Afdiana Khumaedi, akademisi Pendidikan di bidang agama dan sosial, sekarang sibuk mengajar dan belajar bermasyarakat dengan komunitas keperempuanan. Saya aktif dalam kegiatan volunter lingkungan hidup dan literasi. Saya Lulusan dari Pondok Pesantren Al-Hikmah 2 Brebes dan pernah menjabat sebagai ketua Fatayat NU Maroko periode 2020-2022.

3 Artikel

SELENGKAPNYA