Lirik Lagu Jadi Doa: Refleksi Lagu “Tanda” Yura Yunita dalam Perspektif Al-Qur’an

Lirik Lagu Jadi Doa: Refleksi Lagu “Tanda” Yura Yunita dalam Perspektif Al-Qur’an

04 Juli 2025
17 dilihat
3 menits, 25 detik

Pada 28 Februari 2025 lalu, Yura kembali menghadirkan karya terbaru yang berjudul Tanda, sebuah lagu berdurasi 3 menit 28 detik yang langsung mencuri perhatian. Dirilis melalui akun Instagram @volix.media, lagu ini menjadi pembuka dari album barunya yang rencananya akan dirilis tahun ini. Dengan aransemen musik yang minimalis, namun menyentuh, Tanda membawa pendengar ke dalam perenungan tentang makna hidup dan pencarian jati diri.

Tak heran, lagu ini langsung menuai banyak respons positif. Lirik-liriknya yang reflektif dan menyentuh seolah mengajak kita untuk berhenti sejenak dan merenung. Yuk, simak pembahasan menarik ini dan temukan keindahan tersembunyi di balik bait lagunya!

Baca juga “My Garden Over Gaza”: Yang Subtil Tapi Juga Terang untuk Anak-Anak

Fun Fact

Melalui deskripsi unggahan YouTube, Yura Yunita menyebut lagu ini tercipta saat ia merenung di malam hari ketika bertawaf di Masjidil Haram. Dalam perenungannya, ia merasa nada dan liriknya hadir begitu saja di hatinya, sebagai pengingat bahwa setiap harinya manusia mencari tanda untuk petunjuk kehidupannya. Selain itu, melalui podcast Login bersama Habib Ja’far, ia dan suaminya turut berbagi cerita mengenai penyisipan doa yang dibacakan secara khusus oleh Habib Ja’far pada intro lagu. Pertemuan Yura dengan Habib Ja’far pun bukan suatu yang direncanakan. Yura merasa seakan-akan ini adalah tanda yang dikisikan Tuhan. Ketika kita mendengarkan secara lebih saksama, doa tersebut berbunyi:

“”رب لا تذرني فردا وانت خير الوارثين

artinya: “ Ya tuhanku, janganlah engkau membiarkanku hidup seorang diri dan engkaulah waris yang paling baik.”

Makna ‘Tanda” dalam Kaca Mata Al-Qur’an

Dalam podcast Login bersama Yura dan suaminya, Habib Ja’far mengemukakan mengenai judul lagu ini. Dalam bahasa Arab, tanda adalah ayat. Dalam Surah Fushilat ayat 53, Allah berfirman:

سَنُرِيْهِمْ اٰيٰتِنَا فِى الْاٰفَاقِ وَفِيْٓ اَنْفُسِهِمْ حَتّٰى يَتَبَيَّنَ لَهُمْ اَنَّهُ الْحَقُّۗ اَوَلَمْ يَكْفِ بِرَبِّكَ اَنَّهٗ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيْدٌ ۝٥٣

Artinya: “Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kebesaran) Kami di segenap penjuru dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa (Al-Qur’an) itu adalah benar. Tidak cukupkah (bagi kamu) bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?”

Tafsir wajiz dari ayat ini menerangkan bahwa tanda-tanda kebesaran Allah sudah diperlihatkan di segenap penjuru, baik secara empiris maupun yang ada pada diri manusia itu sendiri. Habib Ja’far juga berkata, “Sampai tidaknya tanda itu ke manusia bergantung pada manusia itu sendiri. Bergantung pada kepekaannya, atau sebenarnya ia sadar dengan tanda itu tapi bersikap acuh tak acuh.”

Baca juga Macapat dan Pesan Religiusitas

Refleksi Ketuhanan dalam Bait Lirik

Ada sebagian lirik dari lagu ini yang seolah-olah menghipnotis kita, yakni:

Tunjukkan
Jalanku pada-Mu
Untuk bisa merasakan
Kasih-Mu, beriku
Tanda itu”

Pada bait ini, merefleksikan permohonan seorang hamba kepada Tuhannya. Seorang hamba adalah makhluk yang selalu merasa lemah dan butuh pertolongan Tuhannya. Hal ini sangat relevan dengan firman Allah, Surah Al-Fatir ayat 15, yang berbunyi:

 يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اَنْتُمُ الْفُقَرَاۤءُ اِلَى اللّٰهِۚ وَاللّٰهُ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيْدُ ۝١٥

Artinya: “Wahai manusia, kamulah yang memerlukan Allah. Hanya Allah Yang Maha kaya lagi Maha Terpuji.” 

Lalu dilanjut dengan lirik “Untuk bisa merasakan kasih-Mu, beriku tanda itu.” Lirik ini bisa dimaknai bahwa tujuan apa pun dalam hidup kita tak lain adalah mengharap kasih Allah. Tapi, bagaimana kasih-Nya hadir dalam hidup kita? Untuk menjawabnya, mungkin kita perlu kembali pada pertanyaan mendasar: untuk apa sebenarnya Allah menciptakan semua makhluk-Nya? Dalam Surah Adz-Dzariyat ayat 56, Allah berfirman:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ ۝٥٦


“Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku.”

Pemaknaan kata ibadah bukan hanya terbatas pada ritual keagamaan yang biasa kita lakukan, tetapi lebih luas daripada itu. Ibnu al-Qayyim memberikan definisi ibadah dengan kecintaan yang sempurna kepada Allah Swt., disertai kerendahan diri dari sang hamba dan ketaatan terhadap perintah Rasul-Nya. Maka, mempraktikkan amar makruf nahi mungkar juga termasuk dalam pendefinisian makna kata ibadah di atas.

Menemukan Hikmah di Balik Takdir

Jika memang ini benar untukku
Maka dekatkanlah kepadaku
Jika memang ini bukan untukku
Bolehkah kumohon dulu?

Lirik ini linear dengan firman Allah yang berbunyi:


كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَّكُمْۚ وَعَسٰٓى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْۚ وَعَسٰٓى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَّكُمْۗ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ ۝

Artinya: “Diwajibkan atasmu berperang, padahal itu kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu buruk bagimu. Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 216)

Dari lirik di atas bukan hanya mengenai cinta, melainkan karier, pertemanan, hubungan dengan keluarga, atau keputusan terbesar lainnya dalam hidup. Ketika takdir yang ditetapkan mengenai hal-hal tersebut tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan, atau malah kita anggap buruk, maka kebaikannya terletak pada kehendak yang sudah ditetapkan oleh Allah. Dan kita akan merasakannya ketika kita sudah mendapatkan hikmah dari takdir itu. Hal ini pernah dikemukakan oleh Imam al-Ghazali.

Baca juga Seluas Apa Sih Rumah Kita?

Lewat lagu ini, Yura ingin mengajak untuk melihat lebih luas, bahwa manusia bukanlah pusat dari dunia dan merayakan setiap momen kecil yang ternyata begitu berarti. Bukan berarti yang putih selalu putih, pun sebaliknya. Teruslah berdoa tanpa melupakan ibadah sesungguhnya sebagai seorang makhluk.

Lagu di zaman ini bukanlah sekadar penghibur, melainkan bisa menjadi bahan refleksi bagi kita. Sering kali, ketika mendengar lagu, kita akan merasa relate dengan makna yang terkandung dalam setiap liriknya. Salah satunya adalah lagu “Tanda” dari Yura Yunita. Lagu ini lahir dari perenungannya saat umrah, sehingga banyak liriknya yang bermakna dalam.

Profil Penulis
Naila Amani
Naila Amani
Penulis Tsaqafah.id

1 Artikel

SELENGKAPNYA