Wilayah pesisir menjadi salah satu tempat pijakan Walisongo dalam berdakwah, sehingga hal tersebut berimplikasi pada kearifan lokal yang ada. Seperti budaya seni keagamaan yang bentuknya sangat beraneka ragam.
Tsaqafah.id – Islam memiliki ragam budaya dan ciri khas sebagai identitas yang melekat di setiap masing-masing daerah. Begitu juga dengan Jawa Timur yang kental dengan ragam budayanya dan menjadi bagian dari konsep multikulturalisme dalam agama Islam.
Sepanjang bukti sejarah, Jawa Timur menjadi figur yang dominan dalam aspek local wisdomnya. Termasuk dalam kategori pesisir yaitu kabupaten seperti Tuban, Lamongan, Gresik dan sekitarnya.
Pesisir Jawa Timur memiliki kekayaan budaya yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari masyarakatnya. Tradisi dan kebiasaan yang berjalan bertahun-tahun adalah bagian integral dari identitas budaya mereka.
Sebagaimana wilayah pantura yang begitu tampak eksistensinya dalam wacana budaya keislaman seperti kebudayaan santri, seni maupun yang lainnya.
Baca Juga
- Kapan Lebaran Ketupat 2023? Ini Filosofi Ketupat Menurut Budayawan Kiai Jadul Maula
- Ajining Diri Ana Ing Lathi Perspektif Kepemimpinan Islam
Wilayah pesisir menjadi salah satu tempat pijakan Walisongo dalam berdakwah, sehingga hal tersebut berimplikasi pada kearifan lokal yang ada. Seperti budaya seni keagamaan yang bentuknya sangat beraneka ragam.
Seperti contoh kesenian hadrah al-banjari yang eksistensinya sangat kuat di wilayah pesisir Jawa Timur. Hadrah juga menjadi corak budaya yang akan terus menjadi sebuah seni yang indah dan berkembang pesat.
Pagelaran festival hadrah al-banjari merupakan salah satu event yang familiar dan bergengsi di wilayah pesisir Jawa Timur.
Hampir setiap bulan festival seni hadrah al-banjari yang diadakan beberapa instansi sebagai bentuk pelestarian tradisi yang sudah lama dikembangkan. Selain itu pengerajin terbang atau alat hadrah juga banyak ditemukan di wilayah pesisir Jawa Timur khususnya Gresik.
Baca Juga
Selanjutnya adalah kebudayaan santri yang banyak ditemukan pada masyarakat pesisir. Pondok pesantren yang ada di Jawa Timur menjadi bentuk aset kebudayaaan bagi santri. Santri selalu diibaratkan sebagai pelaku dan bagian budaya yang menyebar di daerah pantura Jawa Timur.
Kegiatan pesantren di Jawa Timur terlihat begitu natural baik pesantren yang fokus di bidang kitab kuning maupun pesantren yang bertransformasi ke sistem khalaf atau modern.
Kepercayaan masyarakat pantura pada konsep agama sangatlah kuat. Tradisi yang berkembang di daerah pantura menjadi bagian dari pengaruh kakuatan religiusitas masyarakatnya.
Sehingga setiap apa yang diyakini baik dan benar, akan terus diupayakan dan dikembangkan. Misalnya dalam hal keagamaan, kesenian dan semacamnya. Akhirnya identitas budaya tercermin dalam bingkai kearifan lokal yang terus eksis dan tetap ada.