Menjadi Mahasiswa Tasawuf & Psikoterapi, Dipandang Sebelah Mata hingga Dianggap “Ngeri”

Menjadi Mahasiswa Tasawuf & Psikoterapi, Dipandang Sebelah Mata hingga Dianggap “Ngeri”

04 Juni 2024
150 dilihat
2 menits, 12 detik

Tsaqafah.idSebenarnya, menjadi mahasiswa di jurusan Tasawuf dan Psikoterapi tidaklah mudah.

Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi sendiri adalah jurusan yang mempelajari tentang psikologi, psikoterapi, dan tasawuf. Di mana tasawuf mengambil peran yang lebih banyak daripada psikologi dan psikoterapi itu sendiri.

Kebanyakan siswa yang masuk di jurusan ini adalah siswa yang telah ditolak oleh jurusan psikologi. Tidak semua, tapi kebanyakan seperti itu.

Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi juga jarang sekali diminati oleh siswa SMA. Banyak faktor yang menjadikan jurusan ini merupakan jurusan yang kurang diminati. Salah satunya adalah karena jurusan ini membawa tasawuf sebagai metode pendekatannya.

Baca Juga

Kebanyakan yang memilih jurusan ini hanya minat kepada psikoterapinya saja. Tetapi ada pula yang mengambil jurusan ini minat kepada tasawufnya saja. Ingin menjadi sufi, katanya.

Menjadi mahasiswa jurusan Tasawuf dan Psikoterapi tidaklah mudah. Kebanyakan orang awam meremehkan jurusan Tasawuf dan Psikoterapi ini. Padahal mereka hanya tahu luarnya saja, tidak tahu akan ilmu yang sangat bermanfaat di dalamnya.

Sering Diremehkan Karena Masuk Jurusan Tasawuf & Psikoterapi

Saya sering kali menemui orang yang menganggap sebelah mata jurusan ini. Mereka selalu memandang rendah jurusan Tasawuf dan Psikoterapi. Padahal jurusan ini sangat membuat saya nyaman dan berkembang.

“Halah, paling ntar jadi tukang pijat.” “Paling juga nanti kerjanya di RSJ.”

Dua omongan di atas adalah yang paling sering saya dengar ketika orang-orang tahu saya menjadi mahasiswa di jurusan Tasawuf dan Psikoterapi.

Hey! Urusan nanti kerjanya jadi apa itu bukan urusan saya dan kamu. Biarlah itu menjadi urusan Tuhan. Tugas saya hanya mencari ilmu, ilmu dunia dan ilmu akhirat. Kedua ilmu tersebut diajarkan pada jurusan Tasawuf dan Psikoterapi ini. Saya tidak pernah menyesal masuk ke dalam jurusan ini.

Dianggap “Ngeri” karena Mempelajari Tasawuf

Hal ini adalah yang paling sering saya dengar ketika orang-orang tahu bahwa saya menjadi mahasiswa di jurusan Tasawuf dan Psikoterapi. Orang-orang menganggap saya “ngeri” karena mempelajari tasawuf di jurusan ini.

“Ngeri banget kamu masuk ke tasawuf.”

“Hati-hati loh, banyak yang jadi gila karena tasawuf.”

Jujur saja, dulu saya menganggap tasawuf adalah hal yang menyeramkan, karena stigma yang beredar di lingkungan sekitar saya menyatakan bahwa ilmu tasawuf adalah ilmu yang menakutkan.

Baca Juga

Saya sering sekali mendengar perkataan-perkataan tentang ilmu tasawuf yang menakutkan. Padahal, setelah saya memasuki jurusan Tasawuf dan Psikoterapi ini, ternyata ilmu tasawuf tidak menakutkan. Malah membuat saya tertarik karena saya belum pernah mempelajari ilmu tasawuf itu sendiri.

Banyak pelajaran yang bisa saya ambil dari mempelajari ilmu tasawuf. Dan juga ilmu tasawuf menjadikan saya lebih dekat dengan Allah SWT.

Di dalam jurusan ini, banyak sekali ilmu-ilmu yang bisa diambil dan juga ilmu-ilmu yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Saya tidak menyesal telah masuk ke dalam jurusan ini, padahal sebelumnya saya benar-benar tidak tahu-menahu tentang jurusan Tasawuf dan Psikoterapi ini.

Semoga, stigma-stigma buruk yang beredar di luar sana tentang jurusan Tasawuf dan Psikoterapi ini segera hilang. Dan semoga jurusan ini semakin banyak diminati dan tidak dipandang sebelah mata. Aamiin.

Profil Penulis
Vania Saraswati Sudarmadji
Vania Saraswati Sudarmadji
Penulis Tsaqafah.id
Mahasiswa Tasawuf & Psikoterapi UIN Sunan Ampel Surabaya

1 Artikel

SELENGKAPNYA