Tsaqafah.id – Pada suatu hari Ali bin Abi Thalib ra bergegas pergi menuju masjid untuk menunaikan shalat Subuh. Namun dalam perjalanannya, terdapat seorang laki-laki tua Nasrani yang sedang berjalan santai di depan Ali.
Ali tidak mau mendahuluinya dengan tujuan menghormati dan mengagungkan orang tua karena ubannya. Dengan rasa sabar Ali tetap berjalan di belakang orang tersebut. Saat keduanya telah berada di depan masjid, Ali melihat orang tua yang dihormatinya tidak masuk masjid, pada saat itu juga Ali baru mengetahui bahwa laki-laki tersebut adalah seorang Nasrani.
Kemudian Ali segera masuk masjid dan melihat Rasulullah sedang melakukan rukuk tidak sebagaimana biasanya. Rasulullah Saw pada saat itu sedang memanjangkan waktu rukuknya dengan sekiranya waktu melakukan dua rukuk.
Baca juga
- Kisah Penyakit Misterius dalam Kitab Usfuriyah
- Kisah Ulama Terdahulu Dalam Memahami Al-Qur’an dan Sunnah
Selesai melaksanakan shalat, Ali bertanya kepada Rasul, “Wahai Rasul, mengapa engkau memanjangkan waktu rukukmu pada shalat ini, padahal biasanya tidak melakukan demikian?”
Kemudian Rasul menjawab, “Saat aku melakukan rukuk dan membaca subhana rabbiya al-adhim sebagaimana kebiasaanku, aku ingin mengangkat kepalaku untuk bangun dari rukuk, lalu Jibril datang dengan meletakkan sayapnya pada punggungku dengan menahannya lama. Ketika Jibril mengangkat sayapnya dari punggungku, aku pun bangun dari rukukku”.
Baca juga: Kisah Imam Malik dan Sengatan Kalajengking
Kejadian tersebut ternyata membuat jamaah semakin penasaran, orang-orang bertanya, “mengapa engkau ya Rasul memanjangkan waktu rukukkmu?”
Rasul menjawab “Aku tidak bertanya hal tersebut kepada Jibril, akan tetapi Jibril berkata “sesungguhnya Ali ingin cepat bergegas untuk mengikuti shalat jamaah, akan tetapi saat berada di jalan, Ali bertemu dengan laki-laki tua yang beragama Nasrani, Ali tidak mengetahui bahwa ia adalah seorang Nasrani. Demi memuliakan ubannya (karena tua), Ali tidak mau mendahului jalan laki-laki tua tersebut. Dengan demikian Ali mengedepankan haknya.
Kemudian Allah Swt memerintahkanku untuk menahanmu saat rukuk sehingga Ali dapat melaksanakan shalat Subuh bersamamu. Ini bukanlah sesuatu yang aneh, sesuatu yang lebih aneh adalah ketika Allah memerintahkan malaikat Mikail untuk menahan matahari dengan sayapnya agar tidak terbit terlebih dahulu demi menghormarti Ali.”
Baca Juga
- Relasi Manusia dan Alam: Melihat Fenomena Melalui Perdebatan Aliran Qadariyah dan Jabariyah
- Spirit Cinta Kasih Dakwah Nabi Muhammad Saw
Kisah di atas menunjukkan penghargaan Allah Swt terhadap sikap seorang muslim yang menghormati orang tua.
Perhormatan terhadap orang tua menurut Nabi merupakan salah satu sikap luhur yang diapresiasi oleh Allah Swt sebagaimana dalam hadits “Sesungguhnya termasuk mengagungkan Allah adalah menghormati seorang muslim yang beruban (sudah tua), pembawa Al-Qur’an yang tidak berlebih-lebihan darinya (dengan melampaui batas) dan tidak menjauh (dari mengamalkan) Al-Qur’an tersebut, serta memuliakan penguasa yang adil” (H.R Abu Dawud)
*Kisah ini disarikan dari kitab Ushfuriyah disampaikan kembali untuk tujuan pendidikan