Spirit Cinta Kasih Dakwah Nabi Muhammad Saw

Spirit Cinta Kasih Dakwah Nabi Muhammad Saw

05 November 2021
302 dilihat
2 menits, 44 detik

Tsaqafah.id Suatu hari rombongan pasukan muslim berjumlah lebih dari 10  ribu yang dipimpin oleh Nabi Muhammad Saw hendak menyerbu Kota Makkah yang dikuasai oleh Suku Quraisy. Malam harinya para pasukan muslim berkemah di pinggir Kota Makkah sebelum memasuki area Ka’bah. Penduduk kota Makkah akhirnya mendengar berita itu, mereka mulai khawatir dengan jumlah pasukan umat muslim yang banyak, mereka takut diserang oleh pasukan Nabi Muhammad Saw.

Mendengar kekhawatiran itu akhirnya Rasulullah Muhammad Saw mengutus Sayyidina Ali bin Abi Thalib untuk memimpin pasukan. Kemudian beliau berkata “Hadza yaumul marhamah” – ini hari kasih sayang. Saya maafkan semua kesalahan dan tidak ada kebencian diantara manusia”.

Abu Sufyan, salah satu orang Quraisy yang menjadi tawanan lantaran memata-matai kekuatan umat muslim, tanpa sengaja mendengar perkataan Nabi Muhammad tersebut, Abu Sufyan sangat tersentuh hatinya. Keesokannya pasukan umat muslim berhasil memasuki Makkah al mukarroham tanpa ada pertumpahan darah sedikitpun. Peristiwa ini terjadi pada tahun ke delapan Hijriyah dan dikenal dengan nama Fathul Makkah, hari pembebasan Kota Makkah.

Peristiwa itu terjadi dengan berbagai latar belakang penyebabnya. Nabi Muhammad Saw dan pengikutnya selalu mendambakan Kota Makkah karena di tempat itu beliau dan umat muslim melaksanakan ibadah Haji. Saat itu Kota Makkah dikuasai oleh Suku Quraisy, salah satu suku yang besar.

Syekh Umar Abdul Jabbar dalam Sirah Nurul Yaqin mengisahkan, bahwa suatu hari Rasulullah Saw mengutus 3000 orang ke Mu’tah untuk memerangi orang-orang yang telah membunuh utusan beliau. Mu’tah adalah nama sebuah desa di negeri Syam. Sebelum pasukan itu berangkat, Nabi Muhammad Saw memberikan pesan, “Kamu nanti akan menjumpai beberapa orang lelaki (pendeta-pendeta) yang menyendiri dan beribadat di dalam gereja-gereja, maka janganlah sekali-kali kamu mengganggu mereka. Janganlah kamu membunuh perempuan, anak kecil, orangtua yang lemah, serta janganlah kamu memotong pohon dan menumbangkan bangunan-bangunan.” Perang Mu’tah terjadi di tahun kedelapan hijriyah sebelum peristiwa pembebasan Makkah.

Baca juga;

Sejarah mencatat beberapa situasi pra Islam dimana perbudakan merajalela dan hak kaum perempuan yang tidak mendapatkan tempatnya, bahkan bayi perempuan boleh dibunuh dan dikubur hidup-hidup. Kemudian islam datang dan membebaskan kaum perempuan dari praktek keji penguburan hidup-hidup bayi perempuan, Baginda Nabi Muhammad Saw juga membebaskan praktik perbudakan yang sudah sangat parah di jazirah Arab.

Nabi Muhammad Saw diutus oleh Allah Swt untuk menyempurnakan tabiat manusia (menyempurnakan akhlak), dalam konteks sejarah, Nabi Muhammad dilahirkan di Makkah, dimana jazirah Arab pada saat itu terdiri dari banyak suku (tribe) yang porak-poranda, dan banyak pelanggaran kemanusiaan. Hingga diutusnya Baginda Nabi Muhammad Saw adalah untuk memperbaiki akhlak manusia.

Michael H. Hart menempatkan Nabi Muhammad Saw sebagai orang nomor satu paling berpengaruh di dunia dalam bukunya ‘100 Tokoh Paling Berpengaruh di Dunia’. Baginda Nabi Saw berhasil mendidik masyarakat Arab dari yang mulanya banyak melakukan penyimpangan dan  keterbelakangan atau dikenal dengan jaman jahiliyah menuju masyarakat yang berkembang secara kultur, ekonomi dan ilmu pengetahuan. Hingga ilmu pengetahuan terus digaungkan dan banyak ilmuan-ilmuan bermunculan dari dunia muslim. Lalu lahir pula negara Madinah yang menjadi bangsa sejahtera dan beradab (baldah thayyibah).

Menengok cara berdakwah Nabi Muhammad Saw, kita menjumpai bahwa substansi dakwah yang diajarkan beliau adalah cinta. Memandang dengan cinta dan kasih sayang kepada orang lain, sehingga dengan sikap itu beliau dapat meluruhkan hati yang keras. Seperti Abu Sufyan yang sangat memusuhi Nabi Muhammad Saw, setelah peristiwa Fathul Makkah itu Abu Sufyan justru memeluk islam dan menjadi sahabat Rasulullah Saw serta banyak berperan dalam dakwah islam.

Nabi Muhammad Saw adalah teladan yang luhur (uswah hasanah), beliau mengajarkan dan mengajak untuk kembali menempatkan manusia pada martabat kemanusiaannya, beliau membebaskan praktik perbudakan, diskriminasi, ketidakjujuran, korupsi, dan menuntun masyarakat pada cahaya ilmu pengetahuan. Sehingga di zaman yang semakin modern ini, kita harus memegang erat-erat spirit ajaran yang dibawa Baginda Nabi Muhammad Saw.

Profil Penulis
Umi Nurchayati
Umi Nurchayati
Penulis Tsaqafah.id

32 Artikel

SELENGKAPNYA