Air Untuk Bertahan dan Melanjutkan Hidup

Air Untuk Bertahan dan Melanjutkan Hidup

24 Maret 2025
122 dilihat
2 menits, 16 detik

Tsaqafah.id – Pada tulisan sebelumnya, Pentingnya Berwudu Sebelum Salat, dan Kaitannya dengan Puasa, penulis menggarisbawahi pentingnya air dalam ritus ibadah yang berdampak pada kebersihan diri sekaligus kesucian lahiriah dan batiniah. Pada tanggal 22 Maret 2025, dunia memperingati Hari Air Sedunia sebagai momentum menyoroti peran air sebagai tulang punggung kehidupan. 

Hari Air Sedunia pertama kali diperingati pada 22 Maret 1993 atas prakarsa Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Sejak tahun 1994, PBB menetapkan tema tahunan, dan pada tahun 2025, United Nations Water (UN-Water) mengangkat tema ”Preservasi Gletser”. Tema ini menggarisbawahi ancaman perubahan iklim terhadap gletser yang mencair lebih cepat dari sebelumnya. 

Baca Juga: Pentingnya Berwudu Sebelum Salat, dan Kaitannya dengan Puasa

Ada tiga pesan utama dari UN-Water: 

1. Perubahan iklim ekstrem mempercepat pencairan gletser. 

2. Dampak ekologis pencairan gletser yang terlalu cepat dapat menyebabkan banjir, kekeringan, tanah longsor, naiknya permukaan air laut, hingga kerusakan ekosistem. 

3. Diperlukan kerja sama global dalam mengurangi emisi gas rumah kaca demi menjaga kelestarian gletser. 

Tantangan ini bukan sekadar teori. Menurut laporan Kompas (22/3/25) yang mengutip Retno Marsudi, ada tiga tantangan besar terkait air yang dihadapi dunia: 

1. Terlalu banyak air (banjir) – 80-90% bencana alam dalam satu dekade terakhir berhubungan dengan air. Pada tahun 2024 saja, bencana air berdampak pada 40 juta orang dan menyebabkan kerugian ekonomi sekitar 550 miliar dollar AS. 

2. Terlalu sedikit air (kekeringan) – Antara tahun 1998-2017, kekeringan menyebabkan kerugian ekonomi sebesar 124 miliar dollar AS, dan 160 juta anak hidup di wilayah dengan kekeringan ekstrem. 

3. Terlalu kotor (polusi air) – WHO mencatat sekitar satu juta orang meninggal setiap tahun akibat air minum yang tidak layak dan sanitasi buruk. 

Baca Juga: Puasa dan Kesejahteraan Sosial: Sebuah Refleksi dari Faedah Puasa dalam Kitab Maqasid al-Siyam

Islam, Air, dan Kehidupan

Air bukan sekadar sumber kehidupan secara biologis, tetapi juga bagian integral dari ibadah dalam Islam. Al-Qur’an menyatakan dengan tegas: ”Dan Kami jadikan dari air segala sesuatu yang hidup. Maka mengapa mereka tidak beriman?” (QS. Al-Anbiya: 30). 

Ayat ini menjadi dasar teologis bahwa kehidupan di bumi bersumber dari air. Sejak awal penciptaan manusia, air menjadi bagian dari siklus kehidupan. Janin manusia pun tumbuh dalam ketuban yang berisi air. 

Dalam fikih ibadah, air berperan dalam berbagai aspek: 

  1. Thaharah (kesucian) – Air digunakan untuk berwudu, mandi wajib, dan menghilangkan najis. Rasulullah ﷺ bersabda: ”Kunci salat adalah bersuci…” (HR. Abu Dawud). 
  2. Hablun minannas (hubungan sosial) – Islam mengajarkan pentingnya berbagi air, bahkan melarang menyia-nyiakannya. Nabi ﷺ bersabda:  ”Janganlah kalian menyia-nyiakan air, meskipun kalian berada di sungai yang mengalir.” (HR. Ibnu Majah). 
  3. Ketahanan pangan dan lingkungan – Islam menekankan pentingnya konservasi air. Dalam hadis riwayat Muslim, Rasulullah ﷺ menyebutkan bahwa tiga hak yang tidak boleh dilarang kepada orang lain adalah “air, rumput, dan api”. Ini menegaskan bahwa akses terhadap air adalah hak universal. 

Baca Juga: At-Tibru al-Masbuk fi Nasihah al-Muluk: The Ethics of Magnanimity Ulama dan Pemimpin

Dengan realitas krisis air global, umat Islam semestinya berada di garda depan dalam menjaga kelestarian air, baik dengan menghemat penggunaannya maupun menjaga kebersihannya. Upaya mengurangi pencemaran, menanam pohon, dan mendukung kebijakan lingkungan adalah bentuk nyata dari perintah Allah untuk tidak berbuat kerusakan di bumi (QS. Al-A’raf: 56). 

Pada Hari Air Sedunia ini, kita diajak untuk merenungi betapa air adalah anugerah yang harus disyukuri dan dijaga. Dari air, kita hidup, bertahan hidup, dan melanjutkan kehidupan.

Profil Penulis
Ahmad Fauzan
Ahmad Fauzan
Penulis Tsaqafah.id

9 Artikel

SELENGKAPNYA