Journaling adalah cara termudah untuk melakukan evaluasi, kita bisa menuliskan tentang hari-hari yang kita lalui beserta perasaan yang timbul di dalamnya.
Tsaqafah.id – Siapa yang tidak cemas tentang masa depan? Pada dasarnya manusia menyukai tentang kepastian, sedangkan masa depan penuh dengan ketidakjelasan dan belum familiar, manusia membenci ketidakjelasan, ungkap Bianglala Andriadewi, M.Psi. pada acara #TSAQATALK7 Special Maulid and 4th Anniversary Tsaqafah.id yang bertema Building Your Best Self : A Mind, Body, and Spirit Journey.
Lalu bagaimana agar kita tidak cemas dan sedikit lebih tenang? Kak Bianglala membagikan beberapa tips dan trik menghadapi masa depan. Pertama adalah, mengidentifikasi diri.
Apakah identitas diri itu ditemukan atau dibuat? Kita bisa mengidentifikasi diri dengan mengenali diri kita. Apa yang kita sukai dan tidak kita sukai, what kind a person am I, what I am supposed to do?
Baca Juga Menjumpai Kristen Madura, Akhmad Siddiq: Tumbuh atas Rasa Kekeluargaan
Namun dalam perjalanan menuju dewasa kita sering dihadapkan pada kondisi dan keadaan yang tidak kita inginkan dan tidak sesuai dengan pikiran. Kita menjadi sering berpikir berlebihan (overthinking), yang mana seringkali menimbulkan efek negatif dalam diri kita, kadang sampai menyalahkan diri kita sendiri.
“Pada dasarnya manusia adalah makhluk yang tidak berhenti berpikir, jadi overthinking itu wajar. Tapi agar overthinking tidak membawa ke efek negatif, kita bisa melakukan beberapa hal yaitu evaluasi. Evaluasi tidak hanya tentang kegagalan tapi juga tentang apa yang kita lakukan dan fokus ke masa depan,” ungkap Kak Bianglala.
Journaling adalah cara termudah untuk melakukan evaluasi, kita bisa menuliskan tentang hari-hari yang kita lalui beserta perasaan yang timbul di dalamnya.
“Seperti saat kita sedang fokus mengerjakan tugas tetapi orang tua kita menyuruh membelikan sesuatu. Tentu kita akan merasa terganggu dan pergi dalam keadaan kesal. Saat kita menuliskan peristiwa hari itu kita akan bisa merasionalkan dalam artian bisa melakukan penerimaan atas apa yang terjadi dengan lebih baik, lalu menemukan solusi. Besoknya kita bisa mengkomunikasikan apa yang sedang kita kerjakan kepada orangtua, tentu saja dengan santun dan dalam bahasa mereka, terang Kak Bianglala.
Menulis memberikan jarak antara kita dan pikiran yang kurang sehat dan menemukan solusi. Dengan melakukan journaling, kita melakukan evaluasi dan fokus pada masa depan. Setiap orang bebas mengidentifikasi tentang siapa dirinya.
Baca Juga Tsaqatalk #5 Spesial Hari Buku Nasional: Mencari Benang Merah Gender Gus Dur
Ketiga, miliki vision atau tujuan. Dengan memiliki tujuan kita bisa membuat apa yang belum pasti terlihat lebih meyakinkan. Kita memiliki langkah-langkah untuk menuju tujuan dan mencapai keberhasilan seperti yang kita inginkan. Kita bisa membagi tujuan itu menjadi visi jangka pendek dan visi jangka panjang.
Kak Bianglala juga mengingatkan agar kita mengontrol pikiran kita, selalu bersyukur dan memperhatikan apa yang kita makan, karena semua itu mempengaruhi kesehatan mental kita. Tetapi jika kita sudah tidak bisa menanggung sendiri dan memiliki ketakutan berlebih tentang masa depan atau apapun, sebaiknya segera meminta pertolongan kepada para ahli.
Dipandu oleh Hafidhoh Ma’rufah, redaktur Tsaqafah.id, obrolan bersama Kak Bianglala sore itu berlangsung seru dan insightful. Banyak pertanyaan dari para audiences yang memancing jawaban dan pembahasan yang lebih mendalam dari Kak Bianglala.
Bagi kamu yang ketinggalan live bareng kak Bianglala, masih bisa menyimak dalam tautan berikut;